News

Ondim Catatkan Sejarah : Dari HUT Ke-273 Langkat Berbuah Pabrik Minyak Goreng Merah

Sebarkan:

 

Tokoh Pers Langkat, Darwis 'Yong' Sinulingga 

Catatan: Yong Ganas 

  Dalam catatan sejarah Kabupaten Langkat,baru dihari jadi Kabupaten Langkat Ke-273 kemarin alun-alun T Amir Hamzah berubah menjadi lautan manusia. Entah darimana saja datangnya masyarakat tadi, yang pasti bak gelombang arus, pelan tapi pasti ada ribuan manusia merayap menyatukan diri dilapangan alun-alun perkantoran Bupati Langkat tersebut.

 Ada yang datang secara rombongan dengan menaiki angkutan sewa, mobil pribadi, sepeda motor, jalan kaki dan lainya. Datang bersama keluarga, maupun pacar, dan teman kerja. Kemeriahan hari Jadi KabupatenLangkat kemarin benar-benar meriah.

 Jalan Proklamasi dan perkantoran di Stabat dijejali dengan ribuan kendaraan yang merinsek masuk. Kantor - kantor dinas menjadi lahan parkir ribuan kendaraan tersebut. Petugas parkir dadakan tampak pontang -panting mengatur kendaraan keluar masuk.
Masyarakat benar-benar haus hiburan barang kali. Maklumlah,hampir tiga tahun masyarakat “terkurung” pasca wadah Covid-19 melanda Negeri ini. Dan ketika status wabah dinyatan telah aman, masyarakatpun merayakannya dengan kebebasan ini.
Wajarlah kalau HUT Langkat kali ini disambut Euforia masyarakat. 

  Ditambah pada HUT Kab Langkat kali ini, Pemerintah Langkat menghadirkan dua orang Menteri yakni Menteri BUMN dan Menteri Perdagangan.
Tak hanya itu, tiga artis Ibukota juga didatangkan untuk menghibur masyarakat pada malam puncak HUT. Sontak saja lapangan alun-alun digoyang oleh ribuan pecinta para artis tersebut. Petugas pemadam kebakaranpun tampak berulang kali menyemprotkan air ketengah lapangan karena manusia terlalu padat.



 Beberapa pengunjung yang terjepit dikabarkan pingsan saat bergoyang bersama. Dan sebelum para artis tampil diatas panggung, Mc berulang kali mengumumkan anak yang hilang karena terpisah dari orang tuanya.
Meski acara malam puncak ini begitu spektakuler, tapi tak sedikit yang melemparkan kritik tajam. Salah satu yang mendapat kritik keras adalah banyaknya pohon kayu disepanjang jalan ditempeli spanduk  Partai. 
Spanduk berukuran kecil tersebut, sengaja dipaku dipohon yang jumlahnya mencapai tiga ribu pohon lebih. 
Adalah Mimi Surbakti dan Ibnu Wiwid yang menyesalkan dirusaknya pepohonan tersebut dengan cara memakukan spanduk partai dibatang kayu tersebut. 

 Dua aktivis lingkungan ini menyesalkan prilaku yang tak mencerminkan prilaku mendidik oknum partai tersebut.
“ Kita tau, menempel gambar apapun dipohon kayu dengan cara memakunya tidak dibenarkan, apalagi ini sampai ribuan batang, sungguh ini perbuatan yang tidak terpuji, marilah kita menjaga dan melindungi pohon-pohon tersebut, karena pohon pohon ini memberikan kita kehidupan," Ujar Mimi diamini Wiwid.

 Memang banyak yang berkomentar kalau HUT Kab Langkat kemaren serasa HUT Partai. Terlepas apapun komentar dan tangapan masyarakat tadi, yang pasti kita patut mengacungkan dua jempol kepada PLt Bupati Langkat H Syah Afandin.
Kenapa.? Karena dibawah kepemimpinannya ia berhasil memboyong dua menteri di Hari Jadi Langkat, sungguh ini bukan suatu kebetulan, tapi karena piawainya ia dalam melakukan lobi-lobi ke Pusat. 
Dan saat Menteri menyampaikan sambutanya mengatakan akan membangun sebuah Pabrik Minyak Goreng Merah di Langkat, dan Pemerintah Langkat adalah yang pertama memiliki pabrik tersebut di Republik ini.

 Jelas saja kabar ini  mengembirakan kita semua, apalagi yang berjanji dan mengatakan hal tersebut adalah seorang Menteri BUMN. Semoga saja apa yang disampaikan pak Menteri tadi cepat terealisasi sehingga mampu menampung penganguran dan meningkatkan PAD Kab Langkat dibidang industry Minyak Goreng. Semoga saja.
Tapi kita jangan lupa kalau sekarang ini angka kemiskinan di Langkat naik menurut data BPS  Langkat.  Terdapat penambahan jumlah penduduk miskin sebesar 4,72 ribu jiwa dari 101,87 ribu jiwa (9,73 persen) di tahun 2020 menjadi 106,59 ribu jiwa (10,12 persen) di tahun 2021.

 Garis kemiskinan Kabupaten Langkat meningkat Rp. 19.949,- dari Rp. 412.422,- per kapita per bulan di tahun 2020 menjadi Rp. 432.371,- per kapita per bulan di tahun 2021.
 
 Boleh jadi pemicunya akibat  covid 19. Namun apapun penyebabnya, kita harus menyikapinya dengan kerja keras seraya diiringi dengan kreatifitas menggali potensi alam yang terhampar dengan hijaunya kebun sawit, masih kaya dengan minyak, alamnya teramat indah bagaikan ‘surga tersembunyi’.

 Potensi wisata yang belum maksimal dikelola diyakini dapat menekan angka kemiskinan tadi. Kabupaten Langkat yang memiliki wilayah seluas 6.262,00 dengan jumlah penduduk 1.030,202 pasti bisa bangkit dari kemiskinan bila tata kelola pemerintahanya baik dan benar.

 Dan kalau boleh usul, ada baiknya setiap hari Jadi Kabupaten Langkat nantinya digelar dimasing-masing Kecamatan saja, agar masyarakat dipelosok sana bisa merasakan dan merayakan hari jadi Kabupaten ini. 

 Kalau sekarang ini hanya masyarakat yang tinggal berdekatan dengan ibu Kabupaten saja yang merasakan, sementara mereka yang berada diujung perbatasan sana hanya mendengar cerita kecerita saja setiap tahunya. 

 Bila digelar dimasing masing-masing Kecamatan sudah barang pasti masing-masing Desa dikecamatan tersebut bisa menampilkan keungulan desanya masing-masing. Mulai dari UMKM Desanya sampai memamerkan potensi-potensi desa yang ada. 

 Tinggal pemerintah Kabupaten mengalokasikan berapa besaran dana HUT ke Masing-masing Kecamatan. Ini baru namanya pemerataan. Kalau setuju boleh tunjuk tangan, kalau tidak ya senyumi ajalah. Wasalam..(*)



Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini