![]() |
Sartono Padang |
Pakpak Bharat| radarsumut:
Ramah, senyum dan lugas, itulah sosok Sartono Padang, Kepala Badan Kepegawaian, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pakpak Bharat. Bagi kalangan Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, ayah empat anak (1 putra dan 3 putri) ini bukanlah sosok asing. Nyaris semua mengenalnya terutama bila berkaitan dengan urusan administrasi kepegawaian. Pak Sartono, begitu dia dipanggil memang ahlinya urusan ini.
Namun waktu seakan berlalu begitu cepat. Hanya hitungan hari lagi, pria yang lahir enam puluh tahun silam ini akan menggenapi pengabdiannya yang panjang, 39 tahun dan 2 bulan bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu sejumlah posisi dan jabatan pernah dia pegang mulai dari Kantor Camat, Kelurahan, beberapa Badan dan Dinas Instansi lain.
Ditahun 1986 dulu saya mengikuti ujian CPNS di Kabupaten Dairi, dan puji Tuhan saya menjadi salah satu peserta yang lulus dengan Golongan IIa, ditempatkan di Kantor Camat Siempat Nempu. Dari sana saya meniti karier saya, perjalanannya saya pernah jadi bendahara, naik golongan IIb dan diangkat jadi Kepala Urusan Kesra di Kantor Camat itu juga, naik pangkat lagi dan dilantik menjadi Kepala Polisi Pamong Praja di sana juga. Ditahun 2000 an saya dipindah ke Kantor Kelurahan Parongil, Sartono Padang memulai kisah perjalanan kariernya.
Nah, setelah itu perjalanannya ternyata tahun 2003 berdirilah Kabupaten Pakpak Bharat, waktu itu ada surat dari Bupati Dairi bagi Aparatur yang ingin mengabdi di Kabupaten Pakpak Bharat, saya berfikir karena saya memang putra asli Pakpak Bharat ya saya langsung pindah ke Kabupaten Pakpak Bharat, mengikuti proses mutasi dan seterusnya, dan itu menjadi titik awal pengabdian saya di Kabupaten Pakpak Bharat,bebernya.
Di Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, Sartono Padang mengawali kariernya di Kantor Dinas Perekonomian sebagai Kepala Seksi, dari sana kariernya terus menanjak naik. Sejumlah Instansi dan Organisasi Perangkat Daerah dengan berbagai posisi jabatan dia jalani. Tercatat Sartono Padang pernah meniti karier di Dinas Pendidikan sebagai Kasubbag Keuangan, Kantor PMD sebagai Kepala Bidang pemberdayaan Perempuan, Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai Kepala Bidang Rehabilitas dan Rekonstruksi, Sekretaris BPBD sekaligus Pelaksana Tugas Kepala BPBD, kemudian menjadi Kepala BPBD dan terakhir menjadi Kepala BKPSDM Pakpak Bharat.
Bisa mencapai Golongan IVd mulai dari Golongan IIa saya merangkak terus, dari sekian banyak jabatan saya tidak pernah minta jabatan itu. Kita sebagai ASN bertanggung jawab terhadap tugas kita, faham tugas kita, dan kita loyal terhadap pimpinan, itu saja kuncinya. Biarlah pimpinan yang menilai dan memilih posisi jabatan yang tepat untuk kita, itu saja kuncinya, jelas suami tercinta dari Ria Pardam Lumban Gaol ini.
Sejumlah penghargaan pernah dia raih diantaranya Satya Lencana Karya Satya X tahun, XX tahun dan XXX tahun. Selain itu dia tercatat lulus Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (diklat PIM IV, III, dan II), srta serta sejumlah penghargaan Kepegawaian lainnya.
"Jadi di manapun kita bekerja, jangan kita anggap bahwa tugas dan pekerjaan itu adalah pekerjaan kita, itu pekerjaan pimpinan, jadi harus kita kerjakan sesuai harapan pimpinan, kalau sudah seperti itu pimpinan pasti melihat kwalitas kita, itu saja,"ucapnya.
Total tiga belas posisi jabatan pernah dia isi, amanah dan tanggung jawab sebagai Abdi Negara yang menurutnya harus dilaksanakan dengan tanggung jawab.
Amanah itu kan tanggung jawab. Kalau saya pikir-pikir ya, dulu gaji saya awal jadi pegawai hanya sebesar Rp.37.000, dibandingkan sekarang katakanlah gaji saya delapan jutaan, namun begitu sama saja, pengeluaran dan beban tanggung jawab itu rumusnya sama saja, dan lagipula saya memang orangnya begitu saja, tidak punya keinginan apa-apa yang berlebihan, anak-anak bisa sekolah, bisa makan sederhana saja, tidak harus ada mobil mewah segala macam, tuturmya.
Hidup sederhana itu bagi saya bukan sebuah kebanggaan, tetapi harus. Dalam kurun waktu tiga belas tahun saya menjabat Eselon II ini saya tidak punya apa-apa, tidak ada mobil pribadi, tapi itulah kebanggan saya di Pemerintahan ini. Saya rasa sudah lebih dari pada cukup saya terima, bahwa dalam kurun waktu itu, 39 tahun dan 2 bulan mudah-mudahan saya tidak ada catatan merah baik di lingkungan Instansi maupun di penegak hukum. Itu yang sangat saya syukuri, ucap dia lagi.
Sartono Padang mengungkapkan, di Buntu Raja, Siempat Nempu sebagai titik awal dia sebagai Abdi Negara meninggalkan kesan abadi dalam dirinya. Ditempat ini dia bertemu pujaan hati yang kini telah memberikan empat orang anak baginya.
Kebetulan saya bertemu jodoh di sana, istri saya (Ria Pardam Lumban Gaol). kami bersama-sama membesarkan anak-anak, sekarang sudah pada sarjana bahkan ada yang sudah meraih jenjang S2, dua orang mengikuti jejak saya sebagai Abdi Negara di Pemerintah Pakpak Bharat ini, dan satu orang yang bungsu Puji Tuhan sudah diterima dan Lulus di Balai Besar Perumahan Rakyat di Medan, masih pengurusan NIP sekarang. Ini semualah yang saya syukuri walaupun sudah pensiun nanti sudah selesai secara formal tanggung jawab saya kepada anak-anak, sudah pada sarjana, dan sudah bekerja.
Ditanya tentang kegiatan selepas pensiun, masih ada rencana untuk menyambung sisa pengabdian kepada masyarakat Pakpak Bharat, Sartono Padang tersenyum simpul. Dia mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan kemana-mana. Diam di rumah menyelesaikan pekerjaan dirumah, berkebun dan bersosialisasi dengan masyarakat.
Pertama-tama saya akan menyelesaikan hutang-hutang sosial saya kepada masyarakat dulu. Selama ini banyak yang saya tinggalkan karena kesibukan pekerjaan saya, nanti akan saya coba bayar semua, saya ikut perkumpulan sosial dengan tetangga, gereja dan sebagainya, sisanya saya akan mengurus kebun saya yang sedikit itu, tentunya saya akan lebih banyak dirumah, tidak punya rencana apa-apa selain itu, paling tidak untuk saat ini begtu saja dulu, ungkapnya.
Saya sebetulnya sangat bangga dan senang, bahwa diujung masa jabatan saya sebagai Kepala BKPSDM ini, sebuah paradigma baru telah terbangun di kantor ini. Kantor BKPSDM yang dulu sangat kita segani, ada rasa takut ketika datang ke sini, namun saya telah mengubah semua itu, kantor ini sekarang terbuka untuk semua orang, silahkan datang terutama untuk berkonsultasi masalah Kepegawaian, akan kami bantu, tutup dia.
Sartono diusianya yang hampir memasuki 60 tahun, tinggal hitungan hari, namun tidak terlihat gurat ketuaan dalam dirinya. Semangat dan spirit masih terpancar jernih diwajahnya yang berseri. (Lin)