![]() |
PATUMBAK | radarsumut:
Terkait polemik cangkang sawit yang sudah ada sejak tahun 2019 lalu, Sejumlah warga 3 Gang Dusun I, Desa Patumbak Kampung, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deliserdang menggelar aksi demo di depan PT UG, Senin (6/10).
Warga yang didominasi kaum ibu itu, sambil membawa berbagai spanduk berorasi meminta PT UG bertanggungjawab atas pencemaran lingkungan diduga akibat tumpukan cangkang sawit milik perusahaan yang produksi sarung tangan tersebut. Selain berorasi, massa juga membakar ban.
Warga menuding gudang cangkang tersebut menebar polusi dan merusak lingkungan sejak awal berdiri. Mereka menuntut agar gudang itu segera ditutup karena telah membuat hidup mereka menderita.
“Kami warga Gang Sahabat dan Gang Listrik ingin hidup sehat! Tutup PT UG!” teriak Sumantri, koordinator aksi
"Air sumur kami berubah warna dan bau busuk. Selama puluhan tahun tinggal di sini, baru sekarang kami alami begini,” ungkap seorang warga Gang Sahabat.
Warga menduga sumber masalah berasal dari aktivitas bongkar muat cangkang yang dilakukan menggunakan alat berat dan penyiraman cairan kimia.
Puluhan warga kemudian memblokir akses keluar masuk gudang dan membakar ban sebagai bentuk protes keras.
Sementara itu, kuasa hukum warga, Riki Irawan, SH, MH kepada media mengatakan aksi akan berlangsung sampai pihak perusahaan mendatangi warga.
"Warga akan tetap berdemo di depan PT UG ini sampai tuntutan warga diterima. Karena sampai saat ini, belum ada seorang pun perwakilan PT UG yang mendatangi warga," jelasnya.
>> Keluhan Warga Akan Disampaikan ke Managemen
Sementara itu, pihak manajemen yang datang menemui warga mengatakan bahwa mereka akan menyampaikan keluhan dan tuntutan masyarakat kepada manajemen.
"Bapak ibu, semua keluhan yang disampaikan saat ini akan kami teruskan ke pimpinan. Ini direkam, pimpinan akan melihat aksi ini," ujar Hatta mewakili perusahaan.
Diduga karena sudah tersulut emosi, penjelasan yang disampaikan Hatta tidak diterima warga yang terus berteriak.
Bahkan beberapa pendemo (laki-laki) menyampaikan kata-kata kotor dan kasar kepada pihak perusahaan (pak Hatta dan jajaran sekurity).
>> Misi Terselubung
Ditengah aksi warga, wartawan mendapat informasi menarik dibalik demo tersebut. Info tersebut terkait permintaan yang tidak terkabul.
Disebutkan sumber, jauh hari sebelumnya, diantara salah satu pendemo ada yang membangun komunikasi ke pihak perusahaan (PT.UG) untuk menjadi pemasok tenaga kerja. Selain itu, sumber juga mengatakan oknum tersebut juga ingin menjadi suplayer cangkang diluar ketentuan perusahaan.
"Dia itu ingin menjadi calo tenaga kerja ke UG. Dia juga ingin jadi suplayer cangkang. Tapi karena harganya tidak masuk, yang gak bisa dia jadi supplier cangkang. Harga cangkang itu kan ada standart perusahaan, ya gak bisa suka-suka lah," ujar sumber kepada sejumlah wartawan.
Masih menurut sumber, katany, apabila kedua permintaan itu diterima pihak UG , oknum tersebut menjamin tidak akan ada lagi demo. "Katanya, kalau permintaan itu diterima, tidak ada lagi warga yang demo ke pabrik," beber sumber tanpa menyebut identitas oknum yang dimaksud.
>> Perusahaan Berikan Bantuan
Informasi terbaru diterima dari orang dalam (perusahaan), bahwa selama ini ternyata PT UG rutin memberikan bantuan kepada warga yang berdomisili di sekitar pabrik, termasuk warga yang menggelar aksi.
"Selama ini perusahaan rutin memberikan bantuan tiap bulannya termasuk yang demo ini. Tapi belakangan mereka meminta lebih lagi," ujar sumber lagi.
Bahkan menurut sumber lagi, warga yang berdemo tidak mau melibatkan aparat pemerintahan, mulai dari dusun, desa hingga ke kecamatan. (Mereka menuding semua pihak aparat kongkalikong dengan perusahaan. Padahal tuduhan mereka itu tidak ada bukti sama sekali," tegasnya.
Pantauan di lokasi, hingga sore hari sebagian kecil masyarakat masih tampak bertahan di depan gerbang utama PT Universal Gloves. (*)